Sunday, 16 June 2013
Lensaku
pabila siang, kita merindui rembulan
Pabila malam, kita bertanya kemana pula mentari
Sering kita tangisi hanya pabila ia tak lagi disisi
Aku tak mahu jadi begini,Maka...Malamku bersama rembulan, kusyukuri, kunikmati...
Walau terkadang malamku suram Maka...
Siangku bersama mentari, kusyukuri, kunikmati...
Walaupun terkadang bahangnya perit..
Segalanya perlu disyukuri,
Kerana yg membuat terasa derita bukanlah sekeliling
bukan mentari, bukan rembulan,Tapi, hati didalam.....
Senja
lewat datangmu
aku terpaku
pada alpa semalam
lalu kehilangan
terkapai aku
mencari dahan
pautan yang hilang
lalu keliru
pada ranting kering
terjeleput ke bumi...
Menanti itu sakit
kepastian adalah penawar...
rindu kadang derita
setia itu azimat
cinta kadang derita
sayang adalah ubatnya
Hidup penuh dengan dugaan
kesabaran dalam ketenangan
bagaikan pemancing
menduga ikan
dalam lautan...
Kelam..
suram..
sinar petang
dalam tanda bermula
mimpi indah pada malamnya...
Sekeras keras batu
dihakis ombak
menjadi pepasir...
keras lagi hati manusia
membatu membekujika kecewa....
Masihkah
aku punya erti
terkaku di sini
adakah nanti
mereput membajai bumi
kita berkongsi berpaut / berteduh di ranting yg rapuh ini...walaupun ia kelihatan usang dari pandangan..
mata kasar kita.namun ia masih berupaya menabur budi pada makhluk 'allah'...yg lain
Indahnya Lautan Itu
Bila ku lihat birunya laut
tiada riak pemukaan
ku ingat tiada gelora
tapi tak terduga
berkocak didasarnyadalam diam
terpemdam rasa
seribu duka
tak terucap
dek kata..
tiada riak pemukaan
ku ingat tiada gelora
tapi tak terduga
berkocak didasarnyadalam diam
terpemdam rasa
seribu duka
tak terucap
dek kata..
Subscribe to:
Posts (Atom)